Richard "Dick" Bass & Pat Morrow
Dick Bass adalah salah satu pioneer pendakian grand slam seven summit dunia, model prestasi pendakian yang fenomenal, yang bertujuan membukukan 7 puncak gunung tertinggi di setiap benua.
Setelah ide ini diluncurkan oleh Dick Bass dan teman seangkatannya, maka hingga saat ini, mungkin sudah ratusan orang yang telah mencatatkan namanya secara pribadi, organisasi, bahkan Negara sebagai subjek yang telah mampu menajejakkan kakinya di 7 puncak tertinggi dunia tersebut.
Dan kita bangsa Indonesia, patut juga ikut bangga, karena telah ada juga anak bangsa yang sukses membawa merah putih tebentang di ketinggian beku 7 benua tersebut. Diawali dengan tekad sang pioneer Norman Edwin, Didiek Syamsu, dan kawan kawan dari Mapala UI dan Wanadri yang bercita cita menjejakkan kaki bangsa Indonesia diketinggian grand slam itu, maka belum lama waktunya dari sekarang, kita masih mengingat dengan jelas, empat orang pemuda Indonesia, dari mapala Universitas Parahiyangan kota Bandung, Jawa Barat, berhasil mewakili bangsa Indonesia untuk yang pertama kalinya meraih tujuh puncak tertinggi dunia tersebut. Dan hingga sekarang, masih bermunculan para pendaki Nusantara yang masih berusaha untuk meraih dan mengejar puncak puncak spektakuler tersebut, dan mencatatkan namanya di papan skor sebagai “ The Next Seven Summiters from Indonesia “, kita berdoa semoga mereka berhasil, terutama yang memilliki tekad dan niat sungguh sungguh.
Kemarin tanggal 27 Juli 2015, orang yang kita ceritakan pertama tadi, si pionir pendakian seven summits dunia, Richard Bass, atau Dick Bass, baru saja tutup usia atau meninggal dunia di kediamannya di Texas, US. Dick Bass meninggal di usianya yang 86 tahun.
Dan saya mencoba menulis artikel sederhana ini, untuk sekedar mengingatkan kita tentang sosok beliau kembali sebagai salah satu tokoh mountaineering dunia.
Richard Bass lahir di Tulsa, Oklahoma, pada tahun 1929. Kemudian keluarganya pindah ke Texas. Dick Bass adalah lulusan sarjana geologi dari Yale Univesity, ia juga pernah ikut dalam militer sebagai serdadu US Navy dan berperang dalam pertempuran Korea selama 2 tahun, tahun 1953 setelah pulang dari tugas militernya, Dick Bass mulai bergabung dalam usaha keluarga yang bergerak dalam bidang bisnis minyak.
Pada tahun 1971, Bass mendirikan sebuah Resort Snowbird Ski, yang adalah salah bisnis perintis dalam bidang ski dan adventure resort di Utah.
Kemudian bersama Frank Wells, orang yang pernah menjadi president Walt Disneys, yang juga memiliki kegemaran mendaki gunung. Dick Bass mulai membuat perencanaan dan ambisinya untuk membukukan nama mereka sebagai orang pertama yang akan mendaki 7 puncak tertinggi dunia di tujuh benua. Dan dimulailah petualangannya dalam proyek bersejarah tersebut bersama Frank Wells.
Dick Bass dan Frank Wells membuat sebuah konsep tantangan sebagai inti dari pendakian seven summits dunia, yaitu keberhasilan memdaki dan menjejakkan kaki di tujuh puncak benua di seluruh dunia, dan puncak puncak gunung yang dimaksud tersebut adalah :
- Puncak Denali, atau gunung MCkinley di Amerika Utara
- Puncak gunung Aconcagua, di Amerika Selatan
- Puncak gunung Elbrus, di Eropa
- Puncak Uhuru, gunung Kilimanjaro, di Afrika
- Puncak gunung Vinson Massif, di Antartika
- Puncak gunung Kosciuszko, di Australia
- Dan yang tertinggi, puncak gunung Everest, di Asia.
Hingga pada akhirnya, tahun 1985, bulan April, tanggal 30 tepatnya. Dick Bass berhasil menjadi orang pertama yang berhasil mendaki 7 tertinggi di 7 puncak benua, dan pada saat yang sama, ia menjadi pendaki tertua yang berhasil mendaki gunung Everest, pada saat itu umurnya kurang lebih 56 tahun.
Dan khusus untuk masalah usia dan pendaki tertua di Everest, kita tahu telah banyak yang memecahkan rekor Bass saat ini, bahkan terakhir jika tidak keliru saya pernah mendengar ada pendaki dari Jepang yang berhasil mencapai puncak Everest d usianya yang telah 70 tahunan.
Pertarungan dengan Pat Morrow
Dan yang menarik, pada proses penetapan konsep seven summit ini juga, Dick Bass – Frank Wells terlibat “pertarungan” yang sengit dengan salah pendaki legendaris dunia dari Kanada, Patrick Morrow, atau yang lebih dikenal dengan nama Pat Morrow.
“ Pertarungan “ Dick Bass vs Pattrick Morrow lebih mudah untuk dikatakan sebagai sebuah kompetisi tidak resmi, mungkin mirip semacam perang dingin antara Nato – Uni Soviet pada perang dunia ke II, yang menjadi objek rebutan pada persaingan ini adalah, menjadi orang pertama di dunia yang bisa menjejakkan kakinya di tujuh puncak tertinggi dunia, atau the first seven summiters.
Dalam pertandingan ini juga terdapat sebuah konsep yang berbeda antara Bass dan Morrow, utamanya pada penetapan puncak yang mewakili kawasa benua Oceania, yang termasuk diantaranya adalah kepulauan Australia dan Indonesia. Dalam bukunya “ Seven Summits “ Dick Bass, menuliskan bahwa puncak tertinggi Oceania adalah gunung Kosciuszko di Australia, berdasarkan apa yang telah ia capai. Namun di pihak lain Pat Morrow, menetapkan puncak gunung Jaya Wijaya, atau Cartensz Pyramid sebagai puncak tertinggi di Oceania, yang memang pada kenyataannya lebih tinggi dan lebih sulit di jangkau daripada gunung Kosciuszko di Australia.
Dua konsep inilah yang ramai jadi perbincangan para mountaineer dunia saat itu, konsep seven summit ala Dick Bass, dan konsep seven summit ala Pat Morrow, namun ada juga sebagian pendapat lain yang lebih memilih jalan tengah, yaitu seven summit akan komplit jika mendaki kedua gunung tersebut, Carstensz Pyramid dan juga Kosciuszko.
Keduanya, Dick Bass dan Pat Morrow, menjadi pemegang rekor pendaki pertama di dunia pada konsep seven summit masing masing, namun kemudian Pat Morrow selangkah lebih maju dengan juga mendaki puncak Kosciuszko di Australia. Hingga secara data, ia lah orangnya yang berhasil mencatatkan namanya sebagai seven summiter pertama di dunia yang berhasil mendaki konsep seven summit versi Carstensz Pyramid, dan sevent summit versi konsep jalan tengah, Cartensz Pyramid, dan Mt. Kosciuszko. Dan kemudian ia pula menjadi runner up untuk konsep seven summit versi Dick Bass sendiri.
Richard Bass telah meninggal dunia saat ini, namun warisan dan namanya dalam sejarah pendakian gunung dunia, tetap akan menjadi salah satu topik yang akan abadi, sebagai salah satu pencetus konsep seven summit yang pertama.
Dan mungkin kita bisa belajar beberapa hal dari paman Bass ini, terutama yang berkaitan dengan mimpi, kegigihan, dan usaha mencapainya. Ia memimpikan menjadi the first seven summiters dunia, dan dengan segala tantangan ia pun kemudian mencapainya, walaupun konsepnya dipersilihkan hingga saat ini, dan gunung Cartensz Pyramid lebih diakui sebagai puncak tertinggi Oceania. Namun, Richard “ Dick” Bass tetaplah the first seven summiter dunia, dan ia seorang pioneer, sejarah tidak dapat menghapusnya..
0 Response to "Dick Bass si pionir seven summit dunia tutup usia, dan kisah pertarungannya dengan Pat Morrow"
Post a Comment