Shelter3 - Sudah sering sekali terlontar tiga pertanyaan atau asumsi atau pendapat/ anggapan bahkan stigma klasik yang masih berlanjut sampai sekarang masih saja ditanyakan kepada para penggiat kegiatan alam bebas. Pertanyaan dan asumsi/pendapat/anggapan klasik yang sudah pasti menjadi santapan yang hambar bagi para pendaki gunung, pecinta alam ataupun para petualang alam bebas di negeri kita ini. Ke tiga pertanyaan ini adalah “ Manakah Yang Lebih Mulia dan Lebih Baik apakah Pendaki Gunung, Pecinta Alam atau Petualang???
Jika sekilas memang istilah tersebut hampir sama namun sesungguhnya sangat berbeda. Tentang Pendaki dan Pecinta alam sudah sering dibahas, manjadi bahan diskusi bahkan yang lebih sering adalah menjadi bahan “Debat Kusir Tanpa Solusi Yang Tidak Pernah Berakhir Usainya”… Namun masih sangat sedkit sekali yang mengupas tuntas bagaimana dengan definisi seorang petualang?
Petualang, sebenarnya sangat identik dengan seseorang yang memiliki keberanian dan rasa ingin tahu yang begitu besar dan melebihi orang-orang pada umumnya. Seorang petualang bisa dibilang sebagai penjelajah yang siap bertaruh dengan apapun yang Ia miliki sampai dengan nyawanya sekalipun. Seorang petualang alam sejati tidak akan pernah berhenti untuk tetap menjelajahi alam yang belum pernah Ia jejaki.
Seorang petualang biasanya selalu menjadi pioner diantara kaumnya meskipun sesungguhnya Ia tidak pernah berniat untuk menjadi orang pertama atau mencari sensasi dan popularitas , karena yang mereka cari adalah terjawabnya rasa ingin tahu yang begitu besar di dalam pikirannya. Oleh karena itu, seorang petualang hidupnya tak pernah “stagnan”, Pribadinya begitu dinamis, optimis dan memiliki semangat yang tak wajar.
Mereka berpetualang untuk memenuhi kebutuhan dirinya, sebab rasa ingin tahunya yang terlampau besar akan menyiksanya jika terus-terusan dipendam. Namun karena keberanian dan semangatnya itulah yang justru dengan sendirinya akan membuatnya dikenal dan hidupnya abadi karena orang lain akan selalu membicarakan apa yang Ia temukan dalam setiap penjelajahannya.
Kita bisa mengambil contoh seorang “Amerigo Vespuci atau Colombus” yang gemar berpetualang. Sampai kini orang-orang akan tetap mengenangnya sebagai penemu benua Amerika. Padahal meskipun mereka tidak pernah mengadakan ekspedisi menyeberangi samudera atlantik, benua Amerika sebenarnya memang sudah ada. Namun karena mereka orang yang pertama kali berani menyeberangi samudera yang konon dipenuhi ular naga dan gurita raksasa, akhirnya mereka juga yang kini lebih dikenal.
Karena mereka bekerja dengan hati, maka sesungguhnya popularitas dengan sendirinya akan mengiringi. Lalu, lebih baik mana antara Pendaki gunung, Pecinta alam atau Petualang?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, adalah lebih mudah jika kita mengacu pada tujuan yang ingin dicapai. Mengapa? Sebab bagamanapun besarnya semangat atau keberanian seseorang, jika tujuannya tidak baik dan kurang bermanfaat maka dengan sendirinya sesungguhnya orang itu akan dipandang buruk.
Contoh Kasus 1
* Seorang pendaki gunung atau pecinta alam berniat untuk mendaki gunung sampai puncak, dalam perjalanan Ia menemukan sampah dan kemudian ia ambil untuk dibawa sampai turun dan membuangnya di tempat sampah. Lain cerita, ada seseorang yang gemar sekali berpetualang dengan menjelajahi hutan. Sampai suatu saat Ia menemukan sumber mineral yang berharga, sehingga kemudian Ia segera menjual kepada pihak pengelola karena Ia tahu bahwa informasi yang Ia miliki pasti sangat mahal harganya. Akhirnya masuklah pengelola kedalam hutan dan melakukan penambangan besar-besaran tanpa memperhatikan kelestarian alam sekitar.
Contoh Kasus 2
Adalagi contoh sebagai berikut:
** Sebuah kelompok Pecinta alam berniat mengadakan penghijauan di lahan hutan yang gundul dengan harapan nama kelompoknya akan dikenal atau mendapatkan penghargaan dari pihak-pihak terkait sehingga anggotanya akan semakin bertambah dan bisa lebih mudah untuk mencari dana guna mengadakan sejumlah ekspedisi pendakian gunung yang tujuannya tak lain hanya mengoleksi puncak sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan prestise organisasi.
Contoh Kasus 3
Sebagai Contoh terakhir;
*** Ada seorang yang gemar sekali berpetualang, kali ini Ia ingin mengadakan ekspedisi mendaki gunung dengan membuka jalur baru sebab menurut keterangan masyarakat sekitar, ada aliran sungai yang cukup deras yang mengalir dari lereng gunung, tapi tidak satupun orang yang berani untuk mencari sumber air tersebut karena masuk kedalam wilayah hutan yang disakralkan.
Untuk menjawab rasa penasaran itu, maka sang petualang ini membuka jalur baru dan berhasil menemukan air terjun dan beberapa sungai yang belum pernah terjamah oleh manusia. Akhirnya, jalur yang Ia lalui kini menjadi jalur pendakian baru yang cukup diminati karena selain pemandangannya yang menarik, juga mudah untuk mencari air.
Kemudian sang petualang ini bekerja sama dengan sejumlah pecinta alam dan pemerintah setempat untuk menjadikan kawasan yang telah Ia ketemukan itu sebagai kawasan Taman nasional yang harus dilindungi demi menghindari pengrusakan atau penebangan hutan secara liar/illegal logging .
Dari tiga contoh diatas, bisa kita lihat manakah yang jauh lebih mulia. Dengan begitu kita akan mengerti bahwa kunci dari setiap melakukan sesuatu itu terletak pada TUJUANNYA.
Kita tidak bisa menilai sesuatu hanya berdasarkan nama atau sebutan saja. Jadi lebih baik lagi jika Para pendaki gunung itu selain merangkap sebagai Pecinta alam juga merangkap sebagai Petualang sejati yang selalu melakukan perbuatan, pekerjaan dan aktivitas apapun dengan hati,, dengan keberanian serta dengan semangat yang tinggi tanpa tujuan apapun selain demi perubahan menuju ke arah yang lebih baik dan bermanfaat baik untuk alam semesta, untuk orang lain,untuk masyarakat, untuk kelangsungan hidup mahluk Tuhan lainnya selain manusia, dan untuk kehidupan itu sendiri.
Maka jika kita mampu bekerja dengan ketulusan hati dan keberanian, sesungguhnya popularitas atau hal-hal yang berbau aroma sensasional itu tidaklah menjadi prioritas motivasi atau tujuan utama.
Jadi,idealnya alangkah lebih baik menjadi “pendaki gunung yang mencintai alam secara toital dan berjiwa petualang sejati”. Inshaaa Allah jiwa dan jasad ini akan selalu dirindukan oleh alam semesat dan Sang Pencipta Alam Semesta meskipun mungkin saja orang-orang akan banyak mencibir, menghina bahkan mencaci maki serta memusuhi kita Amin Allahumma Amin.
#Salamlestari
Posted by : Estepe(Estetikaetikapendaki)
salam lestari
ReplyDelete