loading...
loading...

Cara Mencegah dan Mengatasi Hipotermia di Gunung


SHELTER3 - Bagi para pendaki gunung mengetahui cara mencegah dan mengatasi hipotermia merupakan faktor yang teramat penting mengingat cuaca di Gunung biasanya sangat dingin dan dapat memicu terjadinya penyakit hipotermia yang berujung pada kematian. Hipotermia memang menjadi ancaman terbesar bila kita mendaki gunung. Perlengkapan yang tidak safety dan apa adanya, logistik yang minim, fisik yang tidak fit, cuaca buruk adalah hal-hal yang bisa menimbulkan hipotermia atau kehilangan suhu tubuh.

"Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C".

Banyak kasus Hipotermia di gunung berakibat fatal yaitu meninggal dunia karena kurang pahamnya pendaki akan cara mengatasinya. Bahkan para pendaki pemula sering sekali MEREMEHKAN gunung yang akan didakinya dengan tidak membawa peralatan yang memadai.

Hipotermia di gunung bisa terjadi saat pendakian maupun saat istirahat atau berkemah. Namun kebanyakan kasus hipotermia terjadi saat istirahat dimana tubuh sedang tidak melakukan aktivitas sehingga tubuh kurang menghasilkan panas ditambah hal-hal lain yang mendukung proses terjadinya hipotermia tersebut seperti pakaian yang basah, hujan, perut kosong, dan lain-lain.

Berikut gejala-gejala hipotermia 

RINGAN

– Terjadi penyempitan pembuluh darah di permukaan
– Merinding hebat, pelan-pelan semakin sering.

SEDANG
– Terjadi penyempitan pembuluh darah di permukaan
– Merinding hebat, pelan-pelan semakin sering.
– Mulai sulit melakukan gerakan tubuh yang rumit, seperti mencengkeram, atau memanjat,      meskipun si pendaki masih bisa berjalan dan berbicara normal.

BERAT 
– Merinding makin hebat dan datang bergelombang, dan tiba-tiba berhenti. Makin lama fase    berhenti merinding semakin panjang, hingga akhirnya benar-benar berhenti. Hal ini                disebabkan glikogen yang dibakar di dalam otot sudah tidak mencukupi untuk melawan        suhu tubuh yang terus menurun. Akibatnya, tubuh berhenti merinding untuk menjaga            glukosa.
– Korban jatuh dan tak bisa berjalan/melangkah, kemudian meringkuk untuk menjaga panas    tubuhnya.
– Otot mulai kaku. Ini terjadi akibat aliran darah ke permukaan berkurang dan disebabkan        oleh pembentukan asam laktat dan karbondioksida di dalam otot.
– Kulit terlihat mulai pucat.
– Bola mata tampak membesar.
– Denyut nadi terasa menurun.
– Pada suhu 30 derajad Celcius, kondisi tubuh masuk ke dalam fase penghentian                    metabolisme. Korban tampak seperti mati, padahal sebetulnya masih hidup.
– Pada suhu internal 32 derajad Celcius, tubuh berusaha memasuki fase hibernasi,                  menghentikan seluruh aliran darah permukaan dan mengurangi aktivitas jantung.

Tanpa dilandasi pemahaman yang baik, kondisi seorang pendaki yang terkena sergapan hipotermia mulai stadium ringan hingga berat memang terkadang sulit diketahui. Tak jarang, dalam kondisi si pendaki “sadar tapi sebetulnya masih hidup” dianggap seperti kerasukan mahluk halus atau kesurupan.

CARA MENCEGAH HYPHOTERMIA

Penjelasan cara mengatasi penderita hipotermia dibedakan berdasar kondisi penderita, penderita dalam keadaan sadarkan diri atau dalam keadaan tidak sadarkan diri.



Penderitan dalam keaadaan sadarkan diri

  1. Ganti baju basah, dengan baju kering. Seperti disebutkan diatas, pakaian dalam keadaan basah lah yang bisa menjadi faktor utama serangan hipotermia datang. Ganti segera baju dan celana yang basah dengan pakaian yang kering nan hangat. Ganti secara perlahan, harus hati-hati karena tubuh penderita sangat rentan dengan goncangan.
  2. Kasih minuman hangat. Selanjutnya beri minuman hangat. Minuman yang hangat akan membantu tubuh untuk mengembalikan suhu tubuh yang hilang. Contohnya coklat hangat atau teh hangat.
  3. Kasih makanan berkalori tinggi. Dalam usaha menyeimbangkan suhu tubuhnya manusia membutuhkan kalori yang tinggi, karena itu sangat disarankan penderita dibantu untuk mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi seperti sereal, sup hangat, coklat dan minuman manis lainnya.
  4. Ajak bergerak. Jika kondisi sudah membaik, penderita sudah mulai merasakan hangat di tubuhnya. Selanjutnya ajak penderita untuk bergerak, ajaklah ia berolahraga kecil agar tubuhnya maksimal dalam menghasilkan suhu tubuh. Tapi ingat jangan sampai membuat penderita terlalu lelah dan mengeluarkan keringat, karena jika berkeringat maka akan membuat pakaiannya basah dan bisa menimbulkan dingin datang kembali. 
  5. Buat api unnggun di sekitar. Usaha terakhir anda bisa membuat api unggun di sekitar guna menangkis udara dingin sekitar. Pastikan api unggun yang dibuat aman dan tidak membahayakan sekitar tenda. 


Penderita dalam keadaan tidak sadarkan diri

  1. Ganti baju basah, perlahan. Pertama ganti bajunya yang basah perlahan, ganti dengan pakaian yang kering. Ingat harus hati-hati dan perlahan.
  2. Masukkan kedalam sleeping bag. Selanjutnya, jika sudah diganti dengan baju yang kering kemudian masukkan penderita kedalam sleeping bag dan lapisi dengan lapisan yg hangat, seperti jaket dan juga selimut.
  3. Buka bajunya peluk tubuhnya. kulit ketemu kulit. Jika memungkinkan buka bajunya dan peluk tubuhnya (dengan keadaan sama-sama tidak berpakaian), kulit ketemu kulit, dipercaya atau tidak ini akan membantu mempercepat peningkatan suhu tubuh. 
  4. Upayakan agar penderita segera sadarkan diri. Tepuk-tepuk pipinya, ajak bicara. sebut namanya terus hingga ia sadarkan diri. 
  5. Jika sudah sadarkan diri lakukan penanganan seperti point diatas “penanganan saat penderita dalam kondisi sadarkan diri”
"Hipotermia bisa dicegah dan diatasi bila kita lebih peduli pada diri kita. Tetap menjaga keselamatan yang lebih diutamakan".

Mungkin hanya itu penjelasan saya mengenai cara mencegah dan mengatasi hipotermia gunung, semoga dengan uraian saya yang singkat diatas dapat berguna bagi para pendaki yang ingin berpetualang ke alam bebas, semoga bermanfaat. 






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cara Mencegah dan Mengatasi Hipotermia di Gunung"

Post a Comment