loading...
loading...

BUKAN HANYA DENGAN MODAL KAKI SAJA MENUJU PUNCAK GUNUNG


Tentu kita sepakat bahwa mendaki gunung sebuah kegiatan yang bisa dikatakan merupakan kegiatan alam ekstrem. Banyak orang berpikir bahwa pendaki gunung adalah orang yang tidak ada kerjaan , mereka cuma buang-buang waktu dan uang juga merupakan kegiatan yang aneh dan neko-neko. Itu bagi mereka yang belum memahami essensinya, dan bahkan masih banyak pendaki gunung pun hanya bermodalkan semangat semu dan bermodalkan kaki saja Dan setelah mereka sampai di puncak gunung kebanyakan aktivitas mereka hanya sibuk berfoto-foto ria atau mereka hanya makan dan tidur sesampainya disana dan setelah jenuh atau kedinginan di puncak lalu mereka kembali turun dan pulang kerumah mereka masing-masing..Sebenarnya mendaki gunung itu tidak cukup dengan bermodalkan semangat dan ke 2 kaki kita saja kawan….

Namun makna yang paling hakiki dari sebuah pendakian gunung memiliki kandungan potensi positif yang luar biasa dahsyat. Setelah saya merasakan mendaki gunung selama lebih dari empat dasawarsa ternyata mendaki gunung itu bukan hanya sekedar pendakian, bukan sekedar buang-buang waktu dan uang. Sebenarnya mendaki gunung adalah sebuah pembenahan hati, jiwa dan akal sehat (rasionalitas), yakni bagaimana seorang pendaki memulai nya dari bawah dan bisa sampai puncak. Tidak hanya itu mendaki gunung juga memiliki banyak esensi mulai dari nilai persahabatan, perjuangan, kebersamaan, rasa syukur dan latihan kesabaran serta pengendalian diri atau hawa nafsu

Mari kita coba bahas satu persatu kandungan esensial yang terdapat ketika kita mendaki gunung berdasarkan dari pengalaman saya pribadi dan dari banyak senior-senior saya.

NILAI PERSAHABATAN

Dari semua kegiatan yang pernah saya lakukan mendaki gununglah kegiatan yang bisa merekatkan kita dalam keakraban persahabatan sesama pendaki dalam waktu yang sangat singkat, Coba saja bayangkan ketika kita ingin mendaki gunung kita belum kenal satu sama lain tapi dalam waktu 2 hari kita sesama pendaki bisa menjadi sangat dekat seperti sudah berkawan begitu lama seperti seorang sahabat yang telah saling kenal begitu lama.

PERJUANGAN

Esensi yang ini bisa dibilang seperti sebuah esensi hidup artinya ketika kita memulai mendaki kita mulai dari bawah dan kita berpikir bagaimana cara kita supaya bisa mencapai puncak gunung dengan perbekalan yang kita bawa seadanya (management knowledge), maka kita akan berpikir bagaimana kita bisa memanage perbekalan yang kita bawa supaya kita bisa bertahan sampai puncak yang kita tuju. Sama halnya seperti sebuah nilai kehidupan ketika kita memulai segala sesuatu dari bawah dengan segala keterbatasan yang kita miliki maka seyogyanya kita akan berpikir bagaimana caranya yang terbaik bagi kita untuk bisa sampai pada puncak kesuksesan dengan apa yang kita miliki saat ini.

KEBERSAMAAN

Benar saat kita mendaki kita akan selalu berpikir untuk saling berbagi karena begitu hangatnya persahabatan yang telah terjalin dalam waktu singkat dan membuat kita saling perduli satu sama lain untuk saling berbagi. Saat kita memiliki perbekalan kita pasti tidak akan memakanya sendiri , saat kita ingin memasak sesuatu pasti kita tidak membuat untuk diri sendiri tetapi pasti membuat lebih untuk kawan-kawan satu tim kita.

RASA SYUKUR

Ini pun tidak jauh berbeda dengan yang diatas artinya ketika kita mendaki gunung dan sampai di puncaknya maka segala kelelahan dan perjuangan yang telah kita lakukan mulai dari bawah sampai membawa kita ke puncak tersebut terbayar lunas ketika melihat begitu besarnya karunia yang tuhan berikan , ketika melihat begitu indah dan luarbiasanya ciptaan tuhan maka berbagai rintangan yang telah dilewati terasa begitu indah ketika berada di puncak. Inipun sama seperti hidup ketika segala perjuangan yang kita lakukan telah berhasil membawa kita kepada puncak kesuksesan maka rintangan yang menghadang terasa tak berarti.

LATIHAN KESABARAN DAN PENGENDALIAN DIRI

Ini merupakan nilai yang mungkin hanya bisa dilihat ketika orang naik gunung kenapa karena orang yang naik gunung itu orang yang jujur, saat kita mendaki gunung maka kita akan melihat watak dan sifat teman-teman kita yang sesungguhnya karena naik gunung itu tidak bisa bohong dan kita tidak bisa menutupi sifat kita. Kita akan mengetahui siapa yang egois, siapa yang sabar disinilah artinya naik gunung dimana hati ini belajar untuk mencoba peduli terhadap orang lain. Naik gunung seperti belajar tentang menahan hawa nafsu, kita harus sabar menunggu kawan-kawan kita yang masih di bawah peduli satu sama lain.

Ketika kita semua telah mendapatkan esensi itu maka kita berarti telah memahami untuk apa sebenarnya mendaki gunung itu?, tidak cuma sekedar buang waktu dan uang, tidak hanya sekedar ikut-ikutan saja atau life style (gaya hidup). Tetapi bagaimana kita belajar tentang hidup ini yang diisyaratkan perjuangan kita sampai ke puncak gunung.

#salamlestari

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BUKAN HANYA DENGAN MODAL KAKI SAJA MENUJU PUNCAK GUNUNG"

Post a Comment