loading...
loading...

MATI UNTUK MENYENTUH LANGIT DI SIRIP HIU GUNUNG MERU !


Shelter3 - (Anton sujarwo) Saya sudah beberapa kali mencoba untuk menulis lagi di blog kita yang sederhana ini, namun tidak mudah juga rupanya setelah vakum sekian lama.

Ok, kali ini saya ingin berbagi sedikit tentang film MERU, film dokumenter yang menjadi salah satu dokumenter terbaik dalam dunia mountaineering saat ini. 

Beberapa sahabat mungkin sudah berkesempatan menonton film tersebut, karena memang rilisnya sudah lama, dan ya, tulisan ini sebenarnya memang jauh terlambat. 

Tapi tidak mengapa, saya akan memcoba membagikan sesuatu yang Insya Allah tidak diulas oleh teman teman lain yang mungkin telah mengulas lebih dulu tentang dokumenter film Meru ini.

Meru adalah judul sebuah film yang rilis sekitar lima atau empat bulan yang lalu, merupakan sebuah rekaman perjalanan pendakian fisrt ascent untuk sebuah puncak gunung yang belum pernah tersentuh sebelumnya. Meru juga merupakan nama dari gunung tersebut, yang masuk dalam kawasan wilayah kedaulatan dari negara India, dan para mountaineer atau pendaki yang mendokumentasikan perjalanan tersebut adalah tiga orang athlete papan atas dari brand outdoor paling populer di dunia, The North Face.


Jimmy Chin, Renan Osturk, dan si kapten Conrad Anker, adalah tiga pendaki yang melakukan pendakian tersebut, dan film Meru merupakan dokumentasi perjalanan mereka.

Khusus untuk Conrad Anker, anda bisa membaca kisahnya pada artikel saya sebelumnya di sini : Mengenal lebih dekat si kapten besar TheNorth Face.

Fisrt Ascent Puncak Sirip Hiu

Apa yang istimewa dalam film dokumenter ini ?

Tentu banyak sekali, salah satu yang pasti mungkin karena ini adalah first ascent. Puncak Sirip Hiu milik Meru sama sekali belum tersentuh, tingkat kesulitannya sama sekali jauh diatas yang bisa dibayangkan, bahkan untuk saat sekarang, ketika teknologi modern telah mengubah banyak perkakas dan gear pendukung dalam dunia pendakian gunung. 

Telah banyak pendaki dengan kaliber kelas dunia mencoba untuk menjadi yang pertama berdiri di atas puncak Sirip Hiu gunung Meru, namun sebanyak apa pun percobaan untuk melakukannya, sebanyak itu pula kegagalan yang menyertainya. Hingga bulan Oktober 2011 saat percobaan kedua dari tiga sekawan, Jimmy, Conrad, dan Renan, status puncak Sirip Hiu gunung Meru masih virgin alias perawan.

Shark's Fin Route

Puncak Sirip Hiu Gunung Meru atau yang biasa disebut The Shark’s Fin Route yang berada pada bagian tengah gunung Meru, memiliki reputasi dikalangan para pendaki gunung sebagai  salah satu jalur tersulit yang ada di dunia, hingga perlombaan untuk mencapainya juga merupakan sebuah perlombaan yang prestisius, sebuah perlombaan yang sebenarnya sepi peminat karena dihantui kegagalan dan kematian yang juga ada dibaliknya.

Pada bulan Oktober tahun 2011 silam lalu akhinya puncak tak terkalahkan ini berhasil dicapai oleh Trio The North Face tersebut, setelah sebelumnya terhenti sekitar 30 meter dari puncak pada percobaan mereka yang pertama di tahun 2008.

Kegagalan Yang Menggigit

Setiap puncak puncak gunung yang menjadi tujuan pendakian gunung memiliki ceritanya sendiri sendiri dalam sejarah para peziarahnya. Berkali kali percobaan, berkali kali memakan korban, dan berkali kali lagi pula meenghantui para pendakinya untuk kembali.

Seperti halnya Everest yang telah menelan puluhan nyawa, K2 yang memiliki reputasi tersulit di dunia, dan pamor 14 puncak diatas 8000 meter lainnya yang telah menjadi tonggak paling tinggi dalam ukuran pendakian gunung di dunia, maka begitu pula sejarah yang diukir untuk mencapainya, penuh dengan cerita juga legenda yang turut menyertai sejarah pencapaiannya.

Jimmy Chin, Conrad Anker, dan Renan Osturk pertama kali mencoba menggapai puncak Meru pada tahun 2008, dan mereka gagal, terhenti sekiar 30 meter di bawah puncak sirip hiu. Saat itu, penyebab kegagalan mereka yang utama adalah badai yang menyapu hampir tiga hari tiga malam lamanya, membuat planning waktu dan perbekalan mengalami perubahan drastis yang pada akhirnya mengubur semuanya.  

Dengan tiga hari gemuruh badai tanpa henti, tidak ada yang dapat mereka lakukan dalam tenda gantung di tebing Meru selain menunggu, dan waktu tersebut selain menghabiskan bekal juga mempengaruhi emosi dan mental mereka. 

Bayangan akan berdiri di atas si Sirip Hiu tahun itu kandas sudah, ketika menimbang dan berpikir jernih, dan menyimpulkan tak ada yang bisa mereka lalukan lagi selain turun.

Dan itu terjadi sekitar 30 meter dari puncaknya.

Tiga Kematian

Sepulang dari Meru, hubungan persahabatan antara si senior Conrad Anker dan Jimmy Chin, dengan pendaki yang sekarang juga memiliki nama dalam dunia mountaineering, Renan Osturk, berjalan kian erat. Dan hal ini kian intens semenjak mereka bertiga didekati oleh tiga kematian, kematian yang mengubah banyak hal dari mereka.

Trio The North Face dengan traumanya masing masing

Kematian pertama berusaha mendatangi Renan Osturk, saat itu ia dan Jimny Chin juga dua orang Mountain Snowborading lainnya sedang mengambil video untuk sebuah keperluan. Dalam proses itu, tanpa disangka tiba tiba Renan Osturk mengalami kecelakaan, ia terjatuh saat menuruni tebing dengan skinya. dan mengalami gegar otak, sehingga lumpuh untuk beberapa waktu.

Lalu pristiwa kematian kedua berusaha menyapa Jimmy Chin, beberapa waktu setelah Renan terluka dan terbaring di rumah sakit. 

Pekerjaan untuk mengambil video snowboarding tetap harus dilanjutkan, namun kali ini kembali tanpa bisa diprediksi sebuah avalanche yang cukup besar menyapu Jimmy Chin, untung saja ia berhasil selamat, meskipun jiwanya terguncang dengan hebat.

“.. Jimmy seolah diberi kesempatan kedua oleh Tuhan, dan pertanyaannya apa yang akan ia lakukan dalam kesempatan keduanya…” itu kalimat komentar yang diberikan oleh kakak Jimmy mengingat pristiwa itu.

Dan pristiwa ketiga tentu yang memukul Conrad Anker,  sebuah pristiwa yang berkaitan erat dengan isterinya Jennifer Anker, dan partner terbaiknya pada masa lalu, Alex Lowe.

Pristiwa ini sudah lama terjadi, yaitu tahun 1999, ketika Conrad dan Alex sedang meninjau lokasi di Annapurna, Alex Lowe yang merupakan pendaki paling di favoritkan tahun 90 an itu, hilang tersapu oleh sebuah longsoran salju yang besar.

Kematian Alex membuat Conrad sangat terpukul, ia cenderung menyalahkan dirinya sendiri hingga beberapa lama. 

Hingga kemudian, rasa duka yang mendalam dan introspeksi yang banyak membuat perasaan Conrad dan Jennifer Lowe, ( isteri Alex Lowe ) bersatu, dan akhirnya memutuskan untuk menikah.  Conrad juga mengadopsi anak anak mendiang sahabatnya itu.

Kembali ke Meru

Sulit untuk meyakini bahwa trio dari The North Face itu akan kembali untuk mencoba merayapi dinding Meru dan berusaha untuk sampai ke puncak sirip hiu, apalagi sejak Pabio Caro, salah satu pendaki gunung Slovenia mendatangi Conrad Anker dan meminta informasi tentang Meru.

Dan Conrad memberitahu semua yang ia ketahui tentang Meru, tentang perkiraan cuacanya, tentang kemiringannya, tentang lokasi hanging shelter terbaik, tentang pembagian pitch menuju puncak sirip hiu, pokoknya apa pun yang ia ketahui tentang pemanjatan di tebing Meru ia berikan semua kepada Pabio, karena Conrad yakin Shark’s Fin Route bukan miliknya, dan mungkin itu milik Pabio pikirnya.

Namun kemudian Pabio Caro dkk pun gagal mencapai puncak.

Dan informasi kegagalan Pabio seolah sengatan buat Conrad untuk kembali ke Meru, dan dengan segala pertimbangan akhirnya ia memutuskan untuk kembali mencoba memanjat rute sirip hiu, masih bersama teamnya sebelumnya, Jimmy Chin, dan Renan Osturk.

Tidak mudah bagi mereka, terutama mengenai Renan yang baru sembuh dari kelumpuhan dan gegar otak. Ada keraguan sebelumnya dengan mengikut sertakan Renan dalam expedisi yang bisa saja berakhir dengan kematian tersebut, selain kondisi Renan yang masih diragukan, secara pengalaman dan jam terbang, Renan juga merupakan seorang junior jika dibandingkan dengan Jimmy, apalagi Conrad.

Namun usaha Renan untuk bisa ikut expedisi tersebut juga sangat totalitas, ia melakukan semua yang ia mampu untuk berusaha segera pulih, berlatih lebih keras dan setiap hari, hingga kemudian secara medis akhirnya dikatakan “ bahwa Renan sudah siap”.

Bulan Oktober 2011, wajah Jimmy Chin, Renan Osturk, dan sang leader Conrad Anker sudah tampak berjalan diantara jalur gunung Meru, mereka menuju rute sirip hiu kembali, mencoba untuk melihat peruntungan mereka yang kedua.

Menggapai Langit

Proses pendakian berjalan seperti biasa, semua berjalan sesuai rencana, semua anggota dapat menyeimbangkan kecepatan masing masing tidak ada halangan yang berarti.

Hingga kemudian sekitar kurang lebih 300 meter dari puncak, apa yang ditakutkan tentang Renan Osturk tampak menjadi kenyataan.

“… Setengah tahun yang lalu ayah saya terserang stroke dan saya menemaninya, kondisinya tidak jauh beda dengan Renan saat itu… “ tutur Conrad Anker menggambarkan kondisi Renan.

“… Mulutnya terbuka, berusaha bersuara dan berbicara, namun tak ada yang keluar dari mulutnya, hanya matanya yang menggambarkan betapa ia sangat menderita…” tambah Jimmy Chin.

Malam itu mereka termenung dalam bivak yang tergantung di atas tebing yang vertical, mempersiapkan diri untuk menghadapi segala sesuatu, termasuk kegagalan kembali, bahkan mungkin kehilangan Renan.

Jimmy Chin, Conrad Anker, dan Renan Osturk di Puncak Sirip Hiu Meru

Pagi yang datang keesokan harinya mungkin membawa keajaiban untuk Renan, ia tampak mulai pulih dan normal, bahkan kali itu ia gantian yang memimpin di depan, seiring waktu dan naiknya mentari pagi, Renan mulai merasa terbiasa dan ia pun mendaki dengan ritme yang teratur.

Pada titik dimana mereka pernah terhenti sebelumnya tahun 2008, sebagai leader dan juga dengan pengalaman yang sudah banyak di dunia mountaineering, Conrad mempersilahkan Jimmy untuk memimpin menuju puncak, Conrad menganggap dengan segala yang Jimmy perjuangkan untuk sampai kesini sebanyak dua kali, ia dan Renan tidak lebih pantas dibanding untuk menjadi yang pertama mencapai puncaknya.

Tak lama kemudian Jimmy pun sudah berteriak meluapkan kegembiraannya diatas puncak sirip hiu, kemudian disusul oleh Renan dan Conrad.

Kesulitan Rute Sirip Hiu pun tertaklukan hari itu, pengorbanan dan samsara ( penderitaan ) mereka terbayar lunas. Mereka berhasil menyentuh langit dari puncak Sirip Hiu gunung Meru, setelah sebelumnya berhasil bangkit dari “kematian” mereka masing masing.





Author : Mas Anton sujarwo




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MATI UNTUK MENYENTUH LANGIT DI SIRIP HIU GUNUNG MERU !"

Post a Comment