loading...
loading...

Sanctum dan siapa petualang yang sebenarnya


shelter3 - Biasanya pada tulisan sebelumnya, kita banyak ngobrol tentang pendakian gunung, mountaineering, hiking, trekking, rock climbing, dan sejenisnya, yang notabene semua kagiatan tersebut dilakukan di ketinggian gunung atau tebing.

Namun kali ini, kita akan mengobrol tentang petualangan yang juga tidak kalah extremnya, bahkan bisa saja lebih beresiko daripada mendaki gunung bagi sebagian orang. Perbedaannya, jika hiking dan mountaineering dilakukan di antara gigir gigir bebatuan menjulang yang berbahaya , dengan tantangan badai, cuaca, suhu dingin yang ekstem, longsoran salju, dan terjatuh. Maka jenis petualangan yang satu ini dilakukan di dalam perut bumi yang gelap, pekat, pengap, dan tekanan udara yang akan membuat pecah pembuluh darah.

Ya, kita akan berbicara tentang caving kali ini. Tepatnya caving yang dipertontonkan dalam film penjelajahan goa paling keren yang pernah dibuat, Sanctum.

Sanctum adalah sebuah film yang mengisahkan ekspedisi penjelajahan goa Esa’ala Cave di Papua Nugini, goa yang dijelajahi ini termasuk goa underwater, yang pada proses ekplorasinya tidak hanya membutuhkan perlengkapan caving standar, namun juga mengharuskan para penjelajahnya juga memiliki peralatan dan kemampuan diving, alias menyelam. 

Esa’ala Cave adalah sebuah liang goa besar, yang menurut prediksi dan perkiraan para ekplorer mempunyai sebuah jalur yang tembus hingga ke laut, namun hingga beberapa kali ekplorasi jalur tersebut belum ditemukan. Dan inilah tujuan salah ekspedisi yang diceritakan dalam film ini Sanctum ini, untuk menemukan jalur yang benar menuju samudra, diantara banyaknya labirin gua yang dengan mudah dapat mengecoh banyak cavers.

Tewasnya Jude

Setelah beberapa minggu dalam project penjelajahan dan ekplorasi, tim berhasil mebangun sebuah basecamp di titik terendah gua. Basecamp inilah tempat terakhir yang tidak tergenang oleh air, untuk selanjutnya, semua ekplorasi harus dilakukan dengan caving underwater.

Komando dari ekplorasi adalah Frank Mcguire, seorang master caver dan diver yang handal. Frank memiki seorang anak lelaki bernama Joshua yang juga ikut dalam ekspedisi ini. Dan orang yang berperan sebagai tokoh dibelakang layar yang membiayai semua ekspedisi adalah Carl Hurley, Carl juga seorang petualang, dan pada suatu ketika ia mengajaknya pacarnya, Victoria Elaine yang juga pecandu adrenaline untuk ikut merasakan sensasi menjelajah Esa’ala Cave yang sedang diekplorasi oleh Frank dan timnya.


Pada awalnya proses ekplorasi ini berjalan lancar, namun mimpi buruk mulai menyapa, saat Jude, salah satu caver underwater perempuan berpengalaman yang menjadi partner Frank dalam penjelajahan tewas dalam sebuah penyelaman. Jude tewas setelah ia panic tatkala hose pengubung tabung oksigen dan masker selamnya tersangkut bebatuan, dan kemudian bocor, dan tragedi ini terjadi dihari saat Carl dan Victoria ikut meninjau lokasi ekplorasi.

Sosok yang paling terpukul dan tidak dapat menerima dengan kematian Jude adalah Joshua, ia tampaknya sangat menyalahkan sang ayah, Frank, atas kematian dan musibah yang menimpa Jude.

Memang, karena proses penyelaman dan ekplorasi ini juga untuk disponsori oleh National Geographic juga yang merupakan sebuah lembaga besar dalam dunia penjelajahan dan riset. Dalam setiap perjalanan penyelaman, Frank dan timnya selalu dibekali dengan sebuah kamera video yang merekam semua yang mereka temui, mereka hadapi dalam penjelajahan tersebut. Dan karena itu pula, detik detik ketika Jude tewas juga ditayangkan secara realtime ke layar monitor di basecamp.

Joshua melihat kematian Jude melalui layar monitor basecamp, sebagai sebuah kesalahan ayahnya. Hingga tampaknya ia begitu terpukul dan menyalahkan Frank.


Badai dan mimpi buruk

Di tengah kedukaan mendalam karena kematian Jude, tiba tiba George, basecamp officer yang selama film berlangsung memakai kaos Ramones, merasa ada hal yang tidak beres telah terjadi. Dan benar saja, ternyata badai tengah berlangsung di atas sana, hujan turun dengan derasnya, sehingga mau tidak mau proses ekplorasi terpaksa dihentikan, dan semua anggota team, dan juga peralatan harus di evakuasi.


Tokoh Frank dan Joshua

Proses evakuasi berubah menjadi mimpi buru tatkala pintu masuk menuju ruang utama base, tertutup oleh sebuah batu besar yang terseret arus air yang luar biasa deras.


Dan dimulailah semua mimpi buruk dan inti cerita dalam film ini yang sesungguhnya, bagaimana dari ke-enam orang yang terjebak dalam goa, hanya satu orang yang berhasil keluar dengan selamat, sekaligus secara tidak sengaja memecahkan rahasia labirin dan menemukan jalur menuju laut. 

Selain diliputi dengan nuansa petualangan yang menegangkan, Sanctum juga dibumbui dengan konflik antara Carl dan Frank, yang juga menambah buruk keadaan. 

Di mana diceritakan, Carl berubah menjadi sangat dendam dan benci pada Frank, ketika Victoria tewas terjatuh ke dalam sebauh celas goa yang dalam dengan air gemuruh yang kemudian menelannya, Frank menyikapi hal tersebut dengan sikap yang rasional dan tampaknya tidak menunjukkan kesedihan. 


Anda harus menyaksikan film ini secara langsung untuk dapat mengerti betapa menegangkan situasi di dalamnya. 

Syuting di Australia

Meskipun film ini bercerita tentang goa Esa’ala Cave di Papua Nugini, namun hampir keseluruhan adegan film Sanctum diambil di Australia, tepatnya di daerah Queensland, dan ada beberapa bagian yang juga diambil di Cave of Swallow Mexico.


Dan keseluruhan adegan underwater film ini diambil dalam sebuah kolam besar di Village Roadshows studios di Queensland, salah satu tempat juga yang merupakan goa asli dalam proses pengambilan gambar adalah goa di daerah Mount Gambier, wilayah selatan Australia.

Salah satu real athlete dalam film Sanctum adalah si stunt woman Agnes Milowska, salah satu peran hebatnya ketika ia memainkan karakter Jude yang panic, dan tewas tenggelam pada proses penyelaman.


Inilah adventure yang sebenarnya


Ketika menyaksikan film Sanctum ini, saya selalu mengingat sebuah adegan yang begitu kuat terbayang. Sebuah adegan ketika Joshua belum dapat menerima kenyataan saat seorang rekannya sekarat sewaktu terhempas batu karena aliran air yang kencang menutup pintu goa menuju jalan keluar. Tak ada yang dilakukan untuk membantu sang teman ini, satu satunya cara yang dapat dilakukan adalah membantu mempercepat kematiannya, supaya Ia tidak terlampau lama mengalami penderitaan.

This is adventure, Frank from Sanctum

Dan untuk para underwater caver professional, mungkin cara mati paling ideal dalam dunia yang mereka geluti adalah dengan meminta bantuan seseorang membenamkan tubuhnya ke dalam air, sehingga kematian bisa dipercepat.

Menghadapi situasi seperti ini, Joshua, Victoria, dan juga Carl sempat panic dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, perdebatan sengit terjadi dalam situasi yang menegangkan itu. Josh dan Victoria tidak dapat menerima jika sang teman harus dipercepat kematiannya  dan “dibunuh” dengan cara seperti itu. Dan pada saat itulah Frank mengucapkan beberapa kata berikut:

“… Kalian tidak tahu apa yang terjadi, kalian tidak akan memberi saya pilihan, katakan apa saran kalian, tidak ada kan..? kalian menggambarkan diri kalian sebagai penghuni dunia tantangan, sebagai orang orang hebat penuh petualangan, maka inilah dia tantangan itu, inilah petualangan…”

Perjuangan untuk bertahan hidup ditengah ketidak pastian dan peluang yang sangat kecil, membuat film ini benar benar bagus dan layak untuk ditonton, ada banyak pelajaran didalamnya, jika ada belum sempat menyaksikan, tidak ada salahnya untuk menyempatkan waktu menonton film ini.

#salamlestari



Author : Mas Anton sujarwo

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sanctum dan siapa petualang yang sebenarnya"

Post a Comment